Pengertian-Migrasi-Menurut-Ahli,-Jenis,-Faktor,-Dampak-&-Contohnya

Pengertian Migrasi Menurut Ahli, Jenis, Faktor, Dampak & Contohnya

Rate this post

Definisi migrasi

Migrasi pada dasarnya adalah perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain. Migrasi yang berasal dari satu negara disebut migrasi nasional. Perpindahan dari satu negara ke negara lain disebut migrasi internasional.

 

Pengertian-Migrasi-Menurut-Ahli,-Jenis,-Faktor,-Dampak-&-Contohnya

Migrasi bersifat sementara dan beberapa belut bersifat permanen. Migrasi sementara adalah penduduk yang hanya tinggal di daerah atau negara baru untuk jangka waktu sementara kurang dari enam bulan, sedangkan migrasi permanen adalah penduduk yang telah tinggal di lokasi baru sekurang-kurangnya enam bulan.

Menurut para ahli, pahami migrasi

Menurut Rutman (1970)

Migrasi adalah perpindahan penduduk yang didorong oleh faktor perumahan, khususnya di wilayah ekonomi, sosial dan budaya suatu wilayah. Tujuan dari migrasi ini adalah untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik sebelumnya.

Setelah Rozy Munir (1981)

Konsep migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari satu tempat ke tempat lain melintasi batas politik / negara atau batas administratif atau batas negara. Dalam artian, pergeseran tersebut merupakan perpindahan yang cukup permanen dari satu tempat ke tempat lain.

Setelah La Ode Syarifuddin (1985)

Menurutnya, migrasi merupakan bentuk respon manusia terhadap kondisi / kejadian yang tidak nyaman di daerah asalnya, serta sistem kepemilikan tanah yang tidak menguntungkan sama sekali, dan lain sebagainya.

Jenis dan tipe migrasi

Migrasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu migrasi internasional dan migrasi nasional, sebagaimana dijelaskan pada paragraf kedua.

Migrasi internasional
Migrasi nasional

Migrasi internasional

Migrasi internasional termasuk imigrasi, emigrasi dan repatriasi dan dijelaskan sebagai berikut:

A. Imigrasi

Imigrasi adalah kedatangan penduduk dari negara lain ke suatu negara, misalnya turis asing yang datang ke Indonesia.
B. Emigrasi

Emigrasi adalah perpindahan orang yang berpindah dari satu negara ke negara lain, misalnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Indonesia yang berdomisili di Malaysia untuk bekerja.

C. Pemulangan

Repatriasi adalah eksodus penduduk dari suatu negara tempat tinggalnya beberapa lama dan kemudian kembali ke negara asalnya setelah sekian lama absen. Misalnya seseorang dari Indonesia yang sudah lama tinggal di luar negeri kembali ke kampung halamannya di Indonesia.

Migrasi nasional

Migrasi nasional terdiri dari beberapa kategori yaitu urbanisasi, transmigrasi dan remigrasi, seperti dijelaskan di bawah ini:

A. Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk suatu negara dari desa ke kota karena mendorong dari berbagai sudut pandang, yaitu sosial dan ekonomi. Misalnya, petani menunggu waktu panen untuk mencari pekerjaan di kota dan bekerja di luar sektor pertanian dan profesi bertani. Ketika musim panen tiba, mereka kembali ke desa untuk mengolah tanah pertanian sampai musim tanam berakhir, sehingga mereka kembali ke kota sampai panen raya.

B. Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk di suatu negara dari lokasi padat penduduk ke daerah lain yang penduduknya tenang, baik pindah ke satu pulau maupun pindah ke pulau lain. Misalnya, penduduk Pulau Jawa yang terkena bencana alam ditransmigrasi ke Sumatera agar dapat memperoleh penghidupan yang lebih bermartabat dan lebih baik.

C. Migrasi kembali

Remigrasi adalah perpindahan orang di suatu daerah yang ingin kembali ke tempat asalnya. Misalnya transmigrasi di Sumatera Selatan yang berasal dari Pulau Kalimantan telah kembali tinggal bersama keluarganya di Pulau Kalimantan.

Pengemudi migrasi

Faktor pendorong merupakan faktor yang mendorong orang untuk memiliki keinginan bermigrasi untuk meninggalkan tempat asalnya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Kurangnya kesempatan kerja dan meningkatnya kemiskinan: Ketika pekerjaan sulit dan kehidupan sulit untuk berkembang, penduduk lokal meninggalkan wilayah mereka untuk mencari tempat yang lebih baik.
Situasi politik yang kurang pasti atau adanya perang, apabila keadaan daerah tidak pasti maka penduduk akan cenderung meninggalkan rumahnya.
Fasilitas perumahan di daerah asal tidak memenuhi kebutuhan, misalnya seseorang yang ingin melanjutkan pendidikan tingginya harus pergi ke kota lain karena di kota itu belum ada perguruan tinggi yang diinginkan atau yang sesuai dengan arah yang dituju. kontrol.

Faktor Daya Tarik Migrasi

Faktor penarik adalah faktor yang mendorong orang untuk bermigrasi ke suatu daerah.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Jumlah pekerjaan dan negara untuk membuka bisnis. Ketika lapangan kerja terbuka di suatu daerah, penduduk ingin datang ke daerah itu. Saat peluang memulai usaha sangat mudah ditemukan, warga biasanya ingin mencari kebahagiaan di daerah tersebut.
  2. UMR atau UMP mana yang lebih tinggi. Ketika upah untuk pekerjaan tinggi di suatu daerah, orang ingin datang ke daerah itu untuk ekonomi yang lebih baik.
  3. Fasilitas tempat tinggal cukup. Saat suatu area perabot rumah sudah semakin lengkap, orang ingin datang ke area tersebut. Ini meliputi pusat pendidikan, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan, tempat rekreasi dan sarana transportasi yang lengkap.

Efek positif dan negatif dari migrasi

Efek positif dari migrasi

Distribusi penduduk, yaitu kepadatan penduduk suatu daerah. Masalah yang muncul untuk mencegah masyarakat menjalankan program migrasi.
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi penduduk, terutama yang hidup dalam lingkungan kehidupan. Pemerintah menjalankan beberapa bentuk program migrasi negara untuk merawat masyarakat
Berkurangnya pengangguran di daerah padat penduduk membuat masyarakat sulit mendapatkan pekerjaan. Tarjadi adalah populasi dari banyak orang yang menganggur. Migrasi ini dimaksudkan untuk mencegah pengangguran turun.
Menurunnya kepadatan penduduk di daerah padat penduduk menimbulkan masalah dan ruang kosong yang bisa digunakan untuk mencari nafkah. Oleh karena itu, program Migrai sangat cocok untuk masalah tersebut.

 

Efek negatif migrasi

Mengurangi produktivitas staf di daerah terlantar (desa)
Berkurangnya jumlah kelompok yang terbentuk di desa
Penciptaan formasi daerah kumuh di kota
Pengurangan luas pertanian di desa
Konflik antara masyarakat adat dan penduduk kota
Sengketa tanah antara kedua pihak
Bisakah budaya asli dicampur dengan populasi transfer?
Budaya penduduk yang berpindah-pindah hilang dari budaya asli

Faktor penyebab migrasi dan contoh

Berikut ini adalah faktor-faktor terjadinya migrasi dan contohnya:

Bencana alam

Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu wilayah atau negara yang rawan bencana akan membujuk warganya untuk bermigrasi.

Contoh:

Banyak daerah bencana di Indonesia, khususnya gempa bumi dan pegunungan.
Misalnya, terjadi bencana vulkanik yang meletus pada tahun 2010. Beberapa orang di sekitar mereka terpaksa pindah ke daerah lain karena sangat berbahaya saat itu.

Terjadinya konflik

Konflik seringkali membuat mereka bermigrasi ke tempat lain karena merasa tidak nyaman di tempat tersebut. Konflik ini biasanya terjadi karena dipicu oleh sikap tidak menghargai satu sama lain dan ingin berbudi luhur serta tidak mendengarkan pendapat orang lain.

Konflik seringkali mempengaruhi banyak orang dan menyebabkan situasi tidak aman yang mendorong orang untuk bermigrasi ke tempat yang lebih aman. Oleh karena itu, kita perlu menjaga sikap menghargai dan menghargai perbedaan agar tidak terjadi konflik yang merugikan kepentingan banyak orang.

Mempersempit area pertanian

Hal ini terjadi di pedesaan, di mana komunitas petani pedesaan tumbuh lebih dekat bersama-sama sementara anggota keluarganya besar, menghadapi masalah ekonomi yang sulit diselesaikan. Untuk mengatasinya, mereka juga merantau ke daerah lain untuk mencari pekerjaan baru atau mencari daerah yang masih marak usahanya.

Kondisi alam mulai berubah

Kondisi alam yang tandus dan gersang seringkali mendorong sekelompok orang untuk mencari daerah lain yang lebih menguntungkan. Sebagai contoh, warga Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta menyatakan bahwa sebagian besar wilayahnya berupa “batu kapur” sehingga daerah tersebut kurang subur untuk pertanian. Keadaan ini akhirnya memaksa sebagian warganya merantau ke beberapa daerah lain di wilayah tersebut, seperti Kota Yogyakarta, Jakarta dan daerah lain di luar Jawa.

Baca Juga: